• header
  • header
  • Header
  • Header
  • Header

Selamat Datang di Website MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOLAKA | Terima Kasih Kunjungannya.

Pencarian

Login Member

Username:
Password :

Kontak Kami


MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOLAKA

NPSN : 40405869

Jl.Tunambae No.1 Sabilambo - Kolaka 93519


mankolaka@kemenag.go.id

TLP : (0405)2322487


          

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 450342
Pengunjung : 190435
Hari ini : 37
Hits hari ini : 99
Member Online : 1
IP : 18.97.9.171
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

  • M. Yusuf Muslim (Admin)
    2015-05-17 13:36:25

    MAN 1 Kolaka is The Best.......
  • M. Yusuf Muslim (Admin)
    2015-05-13 12:25:42

    haiiiii

Cara Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik




Guru Aktif dan kreatif pasti diinginkan oleh setiap siswa. Siswa merasa senang dan nyaman belajar di sekolah tanpa ada yang membebani. Menurut pengalaman teman penulis waktu masih duduk di bangku sekolah, kalau ada sebagian guru menyampaikan materinya kurang meyakinkan, lebih-lebih tidak kreatif. Biasanya, tidak dapat merangsang siswa dengan bentuk apapun. Maka, kecendrungan siswa lebih senang mencari sensasi baru sekedar untuk menghilangkan rasa jenuh. Salah satunya dapat di lakukan dengan membaca buku selain materi, laiknya buku novel yang bersitus porno, berbicara dengan temannya dengan suara tidak nyaring. Tragisnya, kadang siswa mendahulukan tidur dari pada mendengarkan.Asumsi siswa, mengapa harus mendengarkan penjelasan Guru. Jika pada akhirnya keterangannya masuk lewat telinga kanan, keluar ketelinga paling kiri.

 

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS SISWA

 

peran guru dalam meningkatkan kreativitas siswa

 

Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru yang memasuki proses belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu. Pada tahap ini guru diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan dengan learning skills acquired, misalnya dengan jalan memberi kesempatan siswa untuk bertanya (questioning), menyelidik (inquiry), mencari (searching), menerapkan (manipulating) dan menguji coba (experimenting).Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang ditemui karena siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang abstrak. Rasa ingin tahu siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi mereka untuk melihat dari dekat, memegangnya serta mengalaminya.

 

Akhir-akhir ini, banyak hasil kreatifitas yang inovatif yang diciptakan para pelajar dan kemudian mereka meraih penghargaan di tingkat internasional. Antara lain, ada siswa yang meneliti tentang manfaat kulit kacang, membuat alat pemisah sampah yang terdapat di sungai, menciptakan bra penampung ASI, dan sebagainya. Para guru dinilai punya andil besar dalam mengembangkan daya kreatifitas siswa melalui proses pembelajaran.

 

Praktisi pendidikan Arief Rachman menilai, kreatifitas dikembangkan dari proses pembelajaran yang tepat bukan dari materi-materi kurikulum, tapi bagaimana guru menciptakan proses pembelajaran di dalam kelas agar anak senang bertanya, suka meneliti, dan senang menciptakan.

 

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendemontsrasikan perilaku yang kreatif. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreatifitas siswa antara lain :

 

  • Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa
  • Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
  • Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan dengan cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Pada tataran ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.

 

Disain Kreatif dalam Perencanaan Belajar

 

Pembelajaran kreatif yang membuat siswa mengembangkan kreativitasnya. Itu berarti bahwa pembelajaran kreatif itu membuat siswa aktif membangkitkan kreativitasnya sendiri.

 

Mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran berarti mengembangkan kompetensi memenuhi standar proses atau produk belajar yang selalu terbarukan.  Di sini diperlukan strategi agar siswa mampu menghasilkan gagasan yang baru, cara baru, disain baru, model baru atau sesuatu yang lebih baik daripada yang sudah ada sebelumnya.

 

Segala sesuatu yang baru itu muncul dengan pemicu, di antaranya, karena tumbuh dari  informasi yang baru, penemuan baru, teknologi baru, strategi belajar yang baru yang lebih variatif, sistem kolaborasi dan kompetisi yang baru, eksplorasi  ke wilayah sumber informasi baru, menjelajah forum komunikasi baru, mengembangkan stategi penilaian yang baru yang lebih variatif.

 

Yang lebih penting dari itu adalah melaksanakan perencanaan belajar dalam implementasi belajar kegiatan sebagai proses kreatif dan menetapkan target mutu produk belajar sebagai produk kreatif yang inovatif.

 

Indikator kreativitas dalam perencanaan belajar jika guru menetapkan target-target berikut:

 

  • proses pembelajaran dirancang untuk membangun pengalaman belajar yang baru bagi siswa.
  • proses pembelajaran dirancang agar siswa memperoleh informasi terbaru.
  • proses belajar dirancang sehingga siswa dapat mengembangkan pikiran atau ide-ide baru.
  • proses belajar dapat mengasilkan produk belajar yang berbeda dari produk sebelumnya.
  • produk belajar diekspersikan dan dikomunikasi melalui media yang kreatif.

 

Memperhatikan harapan-harapan itu, maka mempersiapkan perangkat rencana pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas siswa merupakan sebuah keniscayaan baru dalam sistem pengajaran kita.

 

Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran

 

 

Secara generik  mengembangkan kreativitas  siswa dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai  pengkondisian atau membangun iklum yang memicu berkembangnya kemampuan berpikir dan berkarya. Landasannya adalah menguasai pengetahuan dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam bentuk keterampilan terbaik.

 

Kreativitas itu merupakan produk pada level berpikir tertinggi. Itu sebabnya, teori Bloom yang baru  menempatkan  to create atau berkreasi menjadi bagian penting penyempurnaannya sehingga ranah kognitif tidak diakhiri dengan evaluasi, melainkan kreasi.

 

Untuk mengembangkan siswa yang kreatif diperlukan guru-guru yang memiliki kompetensi sebagai berikut:

 

  • berpengetahuan tentang karakater dan kebutuhan siswa kreatif.
  • terampil mengembangkan  kemampuan berpikir tingkat tinggi.
  • terampil mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah.
  • mampu mengembangkan bahan ajar sehingga  menantang siswa lebih kreratif.
  • mengembangkan strategi pembelajaran individual dan kolaboratif.
  • memberi toleransi dan memberi kebebasan sekali pun hal itu tidak dikehendakinya jika ternyata prilaku berbeda itu menghasilkan produk belajar yang lebih kreatif.

 

Di samping kebutuhan kompetensi guru,  pengembangan kreativitas siswa melalui pembelajaran memerlukan iklim atau kultur yang menunjang. Ada kebiasaan-kebiasaan yang baik yang guru tumbuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prilaku siswa kreatif tidak selalu seperti prilaku yang guru harapkan sehingga sering terjadi guru tidak menujang tumbunya kreativitas siswa.

 

Menurut hasil studi Utami Munandar (1997) ciri-ciri siswa kreatif adalah:

 

  • terbuka terhadap pengalaman baru.
  • kelenturan dalam sikap
  • kebebasan dalam ungkapan diri
  • menghargai fantasi
  • minat dalam kegiatan kreatif.
  • memiliki tingkat kepercayaan diri terhadap gagasan sendiri.
  • mandiri dan menunjukkan inisiatif.
  • kemandirian dalam memberi pertimbangan.

 

Di samping sifat tersebut dilihat dari  pengalaman penulis  mengajar, siswa kreatif memiliki sifat-sifat yang berani sehingga kadang-kadang berprilaku berani menentang pendapat, menunjukkan ego yang kuat, bertindak semau gue, menunjukan minat yang sangat kuat terhadap yang menjadi perhatiannya namun pada saat yang berbeda mengabaikannya, memerlukan kebanggaan atas karyanya. Sifat-sifat tersebut sering bertentangan dengan yang guru harapkan.

 

Guru mengharapkan siswa sopan, rajin, ulet, menyelesaikan tugas sesuai dengan yang guru targetkan, bersikap kompromis, tidak selalu bertentangan pendapat dengan guru, percaya diri, penuh energi, dan mengingat dengan baik.

 

Karena ciri anak berbakat dengan sifat-sifat siswa yang guru kehendaki berbeda, maka sering terjadi prakarsa kreatif siswa tidak mendapat dukungan guru.

 

Salah satu model pengembangan kreativitas adalah menggunakan pertanyaan untuk menantang proses berpikir level tertinggi sesuai dengan konsep mengembangkan ide-ide kreatif  dan karya kreatif dan inovatif. Untuk mengembangkan kecakapan ini guru dapat menggunakan berbagai pertanyaan, seperti:

 

  • Ada ide baru?
  • Setelah memahami konsep ini apakah Anda memiliki ide baru?
  • Setelah memperhatikan cara kerja untuk menyelesaikan tugas itu, adakah proses yang dapat kita sempurnakan sehingga prosesnya menjadi lebih baik?
  • Memperhatikan contoh-contoh itu, apakah ada yang dapat kita sempurnakan sehingga akan menjadi lebih baik?

 

Pertanyaan itu akan lebih variatif manakala disesuaikan profil kreatifitas siswa.

 

Profil individu imajinif (imagine) dapat dikembangkan dengan menggunakan model pertanyaan berikut:

 

  • Setelah membaca itu, adakah sesuatu yang hidup dalam hayalanmu?
  • Setelah melihat percobaan yang unik itu, adakah ide baru yang hendak kamu wujudkan?
  • Bisakah kalian rumuskan gagasan baru yang menurut kalian berbeda dengan yang telah kalian pelajari.

 

Profil individu penanam modal (invest) dapat dipicu dengan model pertanyaan berikut:

 

  • Itulah yang dilakukan oleh temanmu dari sekolah lain. Selanjutnya, keunggulan seperti apa yang harus dapat kita wujudkan? Bagaimana prosesnya dan seperti apa hasil yang ingin kita buat?
  • Bisakah kita menghasilkan yang lebih baik daripada yang dapat dilakukan oleh kelas lain?
  • Apa yang dapat kita lakukan agar kita bisa selesai lebih cepat dan lebih baik, kalian punya ide?

 

Profil individu pembaharu (improve) dapat dipicu dengan model-model pertanyaan berikut:

 

  • Perhatikan hasil karya itu, apa yang masih dapat kita kembangkan agar karya itu menjadi lebih baik.
  • Apakah kamu punya cara untuk mengkomunikasikan karya itu supaya jauh lebih menarik perhatian orang-orang?
  • Dapatkan kamu sempurnakan alat itu lebih kuat dan orang lebih mudah menggunakannya?
  • Bisakah kamu menyelesaikan tantangan itu lebih cepat daripada yang dilakukan orang-orang?
  • Bisakan kita jamin bahwa usaha itu tidak akan  gagal, bagaimana rencananya?

 

Profil pengeram ide (incubate) dapat dipicu dengan model pertanyaan berikut:

 

  • Apakah kamu yakin bahwa kegiatan itu akan lebih efektif, apa kelebihan ide yang akan kamu terapkan?
  • Siapakah sebaiknnya yang akan kamu libatkan?
  • Bagaimana mereka haru bekerja?
  • Keunggugulan apa yang akan benar-benar kalian wujudkan?

 

Beberapa model pertanyaan itu dapat terus ditingkatkan kesulitannya sejalan dengan berkembangnya kebiasaan baik siswa yang selalu berusaha untuk mendapatkan proses yang lebih baik dengan hasil yang lebih baik lagi.




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas